PEGANGAN AGAMA, PEMIKIRAN DAN PEMBENTUKAN KALBU AKAN DIZAHIRKAN MELALUI AKHLAK.
AKHLAK ADALAH CERMIN DIRI TERHADAP PEGANGAN AGAMA, TAHAP PEMIKIRAN DAN KALBU SESEORANG.
1. Definisi Akhlak
Menurut bahasa: Tabiat dan kebiasaan.
Menurut istilah: Keadaan jiwa yang mantap, darinya keluar perbuatan dan perkataan dengan mudah tanpa pikir dan angan-angan.
Menurut istilah: Keadaan jiwa yang mantap, darinya keluar perbuatan dan perkataan dengan mudah tanpa pikir dan angan-angan.
2. Penekanan Pentingnya Akhlak dalam Islam
a. Perilaku manusia selalu bersesuaian dengan nilai dan sifat yang telah tetap dan melekat di dalam qalbunya.
Al-Ghazali berkata: “Semua sifat yang terdapat di dalam qalbu, pasti pengaruhnya akan terlihat dalam perilaku, sehingga manusia tidak akan berperilaku kecuali pasti telah sesuai dengan apa yang ada di dalam qalbunya.” Allah berfirman: “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (al-A’raaf: 58).
b. Sesungguhnya sikap manusia untuk berbuat atau tidak berbuat, selalu di timbang dengan menggunakan akhlak sebagai ukurannya, jadi benar dan tidaknya sikap tersebut tergantung pada nilai akhlak yang ada pada qalbunya.
3. Kedudukan Akhlak dalam Islam
a. Sebagai sebab diturunkannya risalah. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya saya diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
b. Sebagai definisi dari agama. Rasulullah ditanya, apakah agama itu? Rasul menjawab: ‘Agama adalah akhlak yang baik’ (HR. Ahmad).
c. Mengantarkan pada iman yang sempurna. Rasulullah bersabda: “Seorang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling sempurna akhlaknya.”
d. Penyebab masuk surga. Rasulullah ditanya; apa yang paling banyak mengantarkan manusia ke surga? Rasulullah menjawab: ‘Akhlak yang baik.’ Rasulullah ditanya, apa yang paling banyak mengantarkan manusia ke neraka? Rasulullah menjawab: ‘Mulut dan kemaluan.’ (HR Tirmidzi)
e. Allah mensifati Rasulullah dengan “Husnul Khuluk” (an-Nisaa’: 67). Ketika ‘Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab: akhlaknya adalah al-Qur’an.
f. Rasulullah berdoa kepada Allah agar dibaguskan akhlaknya. “Ya Allah tunjukkanlah saya kepada akhlak yang baik sesungguhnya tiada yang memberi petunjuk kepada akhlak yang baik kecuali Engkau, palingkanlah kami dari akhlak yang buruk, sesungguhnya tiada yang memalingkan kecuali Engkau.”
g. Yang paling dicintai oleh Rasulullah. “Sesungguhnya yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.”
4. Perwatakan Akhlak dalam Islam
1. Menyeluruh, meliputi seluruh perilaku manusia, baik hubungannya terhadap diri sendiri maupun dengan orang lain, baik personal, dengan kelompok, negara dll.
2. Komitmen, baik dalam sarana maupun tujuan. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Mahamelihat apa yang kamu kerjakan. (al-Anfaal: 72)
3. Mendapat balasan yang baik bagi yang melakukannya. Demikianlah diberikan pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (QS.65: 2).
4. Sesuai dengan fitrah yang benar. “Kebaikan itu adalah akhlak yang baik dan dosa itu adalah yang tidak nyaman dalam dirimu dan engkau tidak suka dilihat orang lain.” (HR. Muslim)
5. Selalu dikaitkan dengan nilai-nilai iman. “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. 3: 200)
“ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS: 5: 8). Rasulullah bersabda: “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Shahabat bertanya: “Siapa ya Rasulallah?” Rasulallah menjawab: “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari)
“ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS: 5: 8). Rasulullah bersabda: “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Shahabat bertanya: “Siapa ya Rasulallah?” Rasulallah menjawab: “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari)
5. Jalan Menuju Akhlak yang Baik
1. Membekali diri dengan ilmu
a. Ilmu untuk mengetahui akhlak yang baik
b. Ilmu untuk mengetahui akhlak yang buruk
c. Menjaga ilmu
a. Ilmu untuk mengetahui akhlak yang baik
b. Ilmu untuk mengetahui akhlak yang buruk
c. Menjaga ilmu
2. Mengokohkan nilai-nilai Islam
3. Berlatih (mengerjakan akhlak yang baik)
4. Menjalankan berbagai macam ibadah
5. Bergaul dengan oang-orang shalih
6. Mengambil teladan yang baik
7. Meninggalkan lingkungan yang jelek dan mencari lingkungan yang baik
8. Membiasakan diri untuk menerima nasehat
3. Berlatih (mengerjakan akhlak yang baik)
4. Menjalankan berbagai macam ibadah
5. Bergaul dengan oang-orang shalih
6. Mengambil teladan yang baik
7. Meninggalkan lingkungan yang jelek dan mencari lingkungan yang baik
8. Membiasakan diri untuk menerima nasehat
Semuga sahabat semua mendapat hidayah.
ABC
No comments:
Post a Comment