Thursday, 30 April 2015

SEBAB-SEBAB KEROSAKAN AKHLAK

KAMIS,30 April 2015.
SEBAB-SEBAB ROSAK AKHLAK.
Akhlak, memiliki sebab-sebab yang dapat menjadikannya tinggi dan mulia, dan sebaliknya juga mempunyai sebab-sebab yang dapat menjadikannya merosot dan jatuh ke dalam kehinaan.
Di antara sebab-sebab yang menjadikan merosotnya akhlak adalah sebagai berikut:
1. Lemah Iman
Lemahnya iman merupakan pertanda dari kerendahan dan rosaknya moral, ini disebabkan kerana iman merupakan kekuatan (untuk membina akhlak) dalam kehidupan seseorang.
2. Persekitaran
Persekitaran memberikan kesan yang sangat kuat bagi perilaku seseorang, kerana -seperti dikatakan pepatah- bahwa seseorang adalah anak yang mengikut persekitarannya. Kalau dia hidup dan terdidik dalam lingkungan persekitaran yang tidak mengenal makna adab dan akhlak serta tidak tahu tujuan hidup yang mulia, maka akhlaknya akan rusak sebagai mana hasil didikan persekitarannya.
3. Keadaan Yang Tidak DiDuga.
Terkadang seseorang secara tak diduga kita berada dalam keadaan yang menjadi sebab bagi berubahnya perilaku dan kehidupannya. Yang tadinya baik tiba-tiba berubah menjadi buruk, jahat, tak bermoral dan sebagainya. Di antara keadaan tak terduga tesebut adalah:
-Tersasar atau Gagal
Apabila gagal kadang-kadang menyebab kan seseorang berperilaku buruk, dadanya menjadi sempit dikarenakan rasa kecewa yang mendalam atau kurangnya kesabaran.
-Kaya
Seseorang yang baik dapat berubah akhlaknya menjadi buruk dengan sebab kekayaan, yaitu menjadi sombong dan buruk perilakunya.
-Fakir
Kefakiran, sebagaimana juga kekayaan dapat menjadi pendorong bagi perubahan perilaku seseorang dari baik menjadi buruk. Mungkin karena merasa kedudukannya menjadi rendah, atau karena kecewa atas hilangnya kekayaan yang selama ini dimilikinya.
-Kesedihan
Kesedihan yang dibiarkan berlurut-larut dalam hati akan menyebabkan hati amat tertekan sehingga menyebabkan seseorang tidak tahan dan tidak sabar menanggungnya. Akibatnya dia lari kepada hal-hal yang buruk sebagai pelempias perasaan, sehingga dikatakan bahwa kesedihan itu seperti racun.
-Sakit
Yaitu sakit yang menyebabkan perubahan tabi’at, sebagaimana juga perubahan pada anggota badannya. Maka akhirnya tidak lagi mampu untuk bersikap lurus rasioana (i’tidal) dan tidak kuasa menahan berbagai penderitaan.
-Usia Lanjut
Usia lanjut sangat berpengaruh terhadap berubahnya keadaan fisik atau anggota badan. Demikian juga kadang-kadang berpengaruh terhadap akhlak seseorang, kerana menurunnya kemampuan, kecantikan dan kondisi diri sehingga dia merasa lemah untuk bersikap sabar dalam menerima kenyataan.
4. Ujub
Dari sikap ujub ini muncul berbagi akhlak tercela seperti sombong/ merendahkan orang/takbur/besar kepala dan sebagainya.
Abu Wahb al-Marwazi berkata, “Aku bertanya kepada Ibnul Mubarak, Apakah kibr (sombong) itu??¨ Dia menjawab, “Jika engkau merendahkan orang lain.” Lalu aku bertanya tentang ujub, maka beliau menjawab, jika engkau memandang bahwa dirimu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain, aku tidak tahu sesuatu yang lebih buruk bagi orang yang shalat daripada ujub.” (Siyar A’lam an-Nubala’ 8/407).
Iman Ibnul Qayyim berkata, “Biang akhlak yang tercela adalah bermula dari kesombongan dan rendah diri. Dari kesombongan muncul sikap bangga, rasa terlalu mulia, hebat, ujub, hasad, keras kepala, zalim, gila pangkat, kedudukan dan jabatan, senang dipuji padahal tidak berbuat sesuatu apa pun dan lain sebagainya.
Sedangkan sikap rendah diri dan kekerdilan jiwa melahirkan dusta, khianah, riya’, makar, penipuan, tamak, tidak tetap pendirian, pengecut, bakhil, lemah, malas, hina bukan karena Allah Ta’aala memilih yang rendah daripada yang baik dan semisalnya. (Periksa al-Fawaid, 143-144)
5. Tidak Mengingkari Orang yang Berakhlak Buruk
Membiarkan orang lain berbuat keburukan, memberikan toleransi dan tidak peduli terhadap mereka adalah bukan sebuah sikap yang baik. Bahkan itu merupakan kelemahan serta memberikan peluang kepada mereka untuk terus melakukan perbuatan buruk, bahkan merupakan galakan dalam perbuatan buruk mereka.
6. Rumah Tangga
Jika sebuah rumah tangga penghuninya membiasakan akhlak yang baik, maka seorang anak akan ikut terbiasa juga dengan akhlak tersebut. Sebaliknya jika sebuah rumah tangga tidak pernah mengenalkan dan membiasakan akhlak yang baik, maka seorang anak juga akan tidak tahu adab dan ketinggian moral.
7. Lupa Aib Diri Sendiri
Tatkala seseorang melupakan aib diri sendiri, maka dia tidak akan membaiki serta menilai dirinya sendiri. Dan hal ini merupakan salah satu sebab merosotnya ketinggian akhlak seseorang. Kerana lupa akan kekurangan diri sendiri adalah sebuah kekurangan.
8. Kekerdilan Jiwa (Rendah Diri)
Ketika jiwa seseorang itu kerdil maka dia tidak mampu untuk memenuhi berbagai macam hak dan kewajiban yang dibebankan kepadanya karena merasa berat dengan itu semua. Oleh karena itu dia mencari-cari alasan yang tidak benar atas kesalahannya dengan berbagai cara seperti berdusta, berkhianat atau bersikap munafik. Tak jarang juga melemparkan kesalahan kepada pihak lain yang sebenarnya tidak bersalah.
9. Teman yang Buruk
Ketika seseorang berteman dengan orang yang buruk perangai maka dia biasanya akan terpengaruh dengan temannya tersebut, dan ini merupakan sebab akhlak seseorang menjadi rendah. Berteman dengan orang buruk juga terkadang menjadikan tumbuhnya perasaan (buruk sangka) terhadap orang baik-baik.
10. Peristiwa Kehidupan
Salah satu sebab yang menjadikan akhlak seseorang rendah adalah terjadinya suatu peristiwa yang menyenangkan atau menyedihkan dalam kehidupan seseorang. Jika seseorang memiliki iman yang kuat, maka dia akan menyingkapi setiap peristiwa dengan benar. Dia akan bersyukur ketika mendapatkan kebaikan dan akan bersabar ketika ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Sedangkan jika imannya lemah, maka dia akan sombong dan takabbur ketika meraih kenikmatan atau akan putus asa ketika tertimpa bencana.
11. Maksiat
Di antara akhlak rendah yang diakibatkan oleh kemaksiatan adalah berupa hilangnya cemburu dan rasa malu, lalu disusul dengan berbagai perbuatan keji dan buruk lainnya. Di dalam kitab ad-Daa’ wad-Dawaa’ hal 71-72 disebutkan, “Seseorang apabila semakin asyik dengan dosa, maka akan berkurang dari qalbunya rasa cemburu terhadap diri, keluarganya dan orang lain pada umumnya. Dan terkadang jika qalbu benar-benar lemah, maka keburukan tidak lagi dianggap sebagai keburukan. Jika telah sampai pada tingkat ini, maka berarti dia telah masuk pada pintu kebinasaan, bahkan amat banyak yang bukan hanya sekadar tidak menganggap buruk perbuatan buruk, namun lebih dari itu yaitu menganggap keburukan sebagai kebaikan.
12. Tabi’at (Watak Asli)
Ada sebagian orang yang memang memiliki tabi’at/watak asli yang buruk, rendah, suka iri dan dengki terhadap orang lain. Dan tabi’at ini lebih mendominasi pada diri orang tersebut, sehingga terkadang pendidikan yang diperolehnya sama sekali tidak mempengaruhi perilakunya.
13. Media Massa
Salah satu masalah yang sangat membimbangkan adalah munculnya berbagai media massa dan rancangan telivisyen yang beraneka macam dengan menyiarkan acara yang merosak dan cenderung mengajak kepada kerendahan moral. Tidak sedikit masyarakat yang asyik dan terikut-ikut dengan seorang artis atau acara tertentu, sehingga dengan tanpa ilmu ikut-ikutan terhadap perilaku mereka yang rendah. .
SEMUGA PAPARAN PANDUAN INI DAPAT MEMBANTU KITA MEMBENTUK DIRI DAN KELUARGA AMNYA.
WALLAH HUAKLAM.
ABC.

No comments:

Post a Comment