Saturday, 7 February 2015

SIFAT DAN CIRI KHAWARIJ

Sifat dan Ciri Khawarij
BY ADMIN · AUGUST 20, 2014

Sifat dan Ciri Khawarij
2
Beberapa pekan ini, media-media baik dalam maupun luar negeri disibukkan dengan pemberitaan tentang sebuah kelompok ekstrim Timur Tengah yang menyatakan diri telah membuat negara Islam di wilayah Irak dan Suriah. Kelompok ini dikenal dengan ISIS (Islamic State of Irak and Sham) atau dalam bahasa Arab mereka dikenal dengan Da’isy (Daulah Islamiyah fi Irak wa Syam). Dan banyak para ulama telah memvonis kelompok ini sebagai kelompok Khawarij yang berbahaya.

Media-media pun mencoba memperingatkan masyarakat dari bahaya ISIS ini. Namun upaya yang mereka lakukan sangat jauh sekali dari kata bijak dan bermartabat. Alih-alih mencerdaskan dan memberikan informasi, media malah menimbulkan keresahan dan tidak memberikan solusi yang memadai.

Mereka hanya sibuk pada tataran simbol-simbol yang sama sekali tidak mendidik masyarakat akan pemikiran ISIS atau Khawarij. Media disibukkan pada sesuatu yang sifatnya temporer dan tidak universal, dengan mengatakan bahwa ciri ISIS, Khawarij, atau teroris adalah berjenggot, suka berkumpul di masjid, berpakaian hitam, dll. Padahal banyak orang yang tidak berjenggot, tapi mereka berpemikiran Khawarij. Para teroris pun menjauhi masjid, karena gerakan mereka adalah kladestin (tersembunyi).

Lalu bagaimana Islam mengajarkan dan memperingatkan masyarakat tentang pemikiran Khawarij dan bahayanya? Berikut ini penjelasannya dari hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Hadits pertama:

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: بعث علي رضي الله عنه وهو باليمن يذهبة في تربتها إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم، فقسم رسول الله صلى الله عليه وسلم في أربعة نفر: الأقرع بن حابس الحنظلي وعيينة بن بدر الفزاري وعلقمة بن علاثة العامري ثم أحد بني كلاب وزيد الخير الطائي ثم أحد بني نبهان. قال: فغضبت قريش. قال: أتعطي صناديد نجد وتدعنا؟! فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إني إنما فعلت ذلك لأتألفهم. فجاء رجل كث اللحية مشرف الوجنتين غائر العينين ناتئ الجبين محلوق الرأس، فقال: اتق الله يا محمد! قال: فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: فمن يطع الله إن عصيته، أيأمنني على أهل الأرض ولا تأمنوني؟! قال: ثم أدبر الرجل فاستأذن رجل من القوم في قتله يرون أنه خالد بن وليد. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن من ضئضئ هذا قوما يقرءون القرآن لا يجاوز حناجرهم، يقتلون أهل الإسلام ويدعون أهل الأوثان، يمرقون من الإسلام كما يمرق السهم من الرمية، لئن أدركتهم لأقتلنهم قتل عاد.

Dari Abu Said al-Khudri radhiallahu ‘anhu, ia berkisah:

“Ali radhiallahu ‘anhu pernah diutus di Yaman. Ia mengirim kepada lempengan-lempengan emas yang masih bercampur dengan tanah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membagi-bagi emas tersebut antara empat orang: al-Aqra bin Habis al-Hanzhali, Uyaynah bin Badr al-Fazari, Alqomah bin Ulatsah al-Amri kemudian salah seorang dari Bani Kilab, dan Zaid bin al-Khoir ath-Thai kemudian salah seorang dari Bani Nabhan.

(Melihat hal itu) Sebagian orang-orang Quraisy pun marah. Mereka mengatakan, ‘Apakah engkau hanya member kepada pembesar-pembesar Najd, lalu melupakan kami’? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Sesungguhnya aku melakukan hal itu untuk mengambil hati dan simpati mereka’.

Kemudian datang seorang laki-laki yang lebat jenggotnya, menonjol pipinya, cekung kedua matanya, nonong dahinya, dan gundul kepalanya, ia berkata, ‘Bertakwalah kepada Allah wahai Muhammad’!! Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Siapa lagi yang bisa menaati Allah, kalau aku dikatakan berbuat maksiat kepadanya?! Dia telah mempercayaiku untuk penduduk bumi, sedangkan kalian tidak mempercayaiku’?! Kemudian laki-laki itu pergi.

Setelah itu, ada seorang laki-laki di antara rombongan yang menyaksikan hal itu meminta izin untuk membunuh orang tadi (karena kelancangannya). Orang-orang mengatakan bahwa yang meminta izin itu adalah Khalid bin Walid.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Sesungguhnya akan muncul dari keturunan orang ini, sekelompok orang yang mereka membaca Alquran namun Alquran tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka membunuhi orang-orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala (orang-orang kafir). Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah melesat menembus sasarannya. Kalau aku menjumpai mereka, niscaya akan kubantai mereka sebagaimana pembantaian kaum ‘Aad’.” (HR. Bukhari no. 3344 dan Muslim no. 1064).

Pelajaran dari hadits:

Salah satu metode dakwah yang baik adalah menaklukkan hati seseorang dengan menggunakan harta. Khususnya ketika berdakwah kepada tokoh-tokoh dan para pemimpin. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering melakukan hal ini, karena para tokoh memiliki image dan pengaruh terhadap rakyatnya.

Nabi adalah orang yang paling bertakwa. Oleh karena itu, ibadah beliau adalah ibadah yang paling bagus dan tidak ada satu pun amalan ketaatan kecuali telah beliau kerjakan. Kalau sekiranya ada orang yang mengamalkan suatu amalan yang belum pernah diamalkan Rasulullah, tentu hal ini patut dipertanyakan.

Di antara sifat Khawarij adalah suka menuduh, khususnya kepada para pemimpin dan penguasa. Mereka melakukan itu di hadapan khalayak. Saat ini seperti di mimbar-mimbar, surat kabar, video dan media telivisi, serta jalan-jalan (demonstrasi).
Orang Khawarij kasar dalam menasihati.

Dalam pemahaman sahabat, layak dihukum mati. Seperti yang dilakukan Khalid bin al-Walid. Dan Nabi tidak menyalahkan para sahabat dengan pemahaman demikian, seperti beliau mengatakan ‘Kalian jangan memiliki pemahaman demikian…’ atau kata-kata semisalnya.

Keturunan yang dimaksud dalam hadits ini maksudnya adalah kesamaan pemikiran, ideology, dan pemahaman agama bukan keturunan dalam arti garis kelahiran dan kesamaan nasab. Sebagaimana ayat:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir´aun dan pengikutnya ke dalam azab yang sangat keras”. (QS. Ghafir: 46)

Kata آلَ فِرْعَوْنَ tidak diartikan keluarga Firaun akan tetapi pengikut Firaun.

Orang-orang Khawarij bukanlah orang-orang yang memahami Alquran, meskipun nampaknya mereka membaca Alquran. Alquran tidak meresap sampai ke hati mereka bahkan tidak melewati tenggorokan mereka. Karena itu, tidak kita lihat ulama berafiliasi dengan gerakan ini. Persis dengan apa yang terjadi dengan ISIS, tidak ada satu pun ulama yang mendukung deklarasi Daulah Islam mereka.

Mereka memusuhi orang-orang Islam dan membiarkan orang-orang kafir yang memerangi Islam. Terkait ISIS, di bulan Ramadhan kemarin, saat Yahudi membunuhi orang-orang Palestina, ISIS menyibukkan diri dengan memerangi umat Islam di Suriah. Kemudian bukannya membantu kaum muslimin di Palestina dalam berperang melawan Yahudi, mereka malah memasuki perbatasan Arab Saudi untuk memerangi Arab Saudi.

Orang-orang Khawarij adalah termasuh kelompok yang ghuluw (berlebih-lebihan dalam agama). Nabi umpamakan mereka sebagai anak panah dan agama sebagai hewan buruannya. Anak panah menemui sasaran, akan tetapi ia menembus hewan buruan tersebut karena begitu kuatnya lesatannya. Tidak ada bagian dari hewan buruan (agama) yang menempel pada anak panah tersebut. Bahkan sebagian ulama ada yang berpendapat mereka kafir berdsarkan hadits ini.
Hadits Kedua:

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: بينما نحن عند رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو يقسم قسماً إذ أتاه ذو الخويصرة -وهو رجل من بني تميم- فقال: يا رسول الله اعدل! فقال صلى الله عليه وسلم: [ويلك ومن يعدل إذا لم أعدل؟ قد خبت وخسرت إن لم أكن أعدل؟] فقال عمر: يا رسول الله إئذن لي فأضرب عنقه، فقال: [دعه، فإن له أصحاباً يحقر أحدكم صلاته مع صلاتهم وصيامه مع صيامهم، يقرأون القرآن لا يجاوز تراقيهم، يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية، ينظر إلى نصله فلا يوجد فيه، ثم ينظر إلى رصافه فما يوجد فيه شيء، ثم ينظر إلى نضيه وهو قِدْحُهُ فلا يوجد فيه شيء، ثم ينظر إلى قُذَذِهِ فلا يوجد فيه شيء، قد سبق الفرث والدم، آيتهم رجل أسود إحدى عضديه مثل ثدي المرأة أو مثل البضعة تدردر!! ويخرجون على حين فرقة من الناس]

Dari Abu Said al-Khudri radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

“Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang membagi-bagikan harta, datanglah mendekati Nabi seorang dari Bani Tamim yang bernama Dzul Khuwaishirah. Ia mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, berlakulah adil’!

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menanggapi, ‘Celaka engkau! Siapa yang bisa berlaku adil kalau aku dituduh tidak adil?! Sungguh engkau benar-benar merugi kalau aku tidak adil’.

Kemudian Umar bin al-Khattab berkata, ‘Wahai Rasulullah, izinkan aku menebas lehernya’.

Rasulullah berkata, ‘Biarkan dia. Sesungguhnya ia memiliki sahabat-sahabat yang salah satu di antara kalian (para sahabat) akan menganggap remeh/sedikit shalatnya jika dibandingkan dengan shalat mereka dan akan menganggap remeh/sedikit puasanya jika dibandingkan dengan puasa mereka. Mereka membaca Alquran akan tetapi tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah melesat menembus binatang buruan yang menjadi sasarannya. Jika diperhatikan bagian panah yang tajamnya, maka tidak ada bagian dari hewan buruan tadi yang menempel (baik darah maupun daging).

Jika dilihat bagian penyambung antara batang dan bagian depannya, maka tidak ditemui apapun yang menempel. Jika dilihat bagian batang panahnya tidak ditemui apapun juga. Dan jika dilihat dari bagian bulu anak panah (bagian akhir panah), maka tidak didapati sesuatu apapun. Keluarnya anak panah ini lebih dahulu dari keluarnya noda dan percikan darah yang keluar dari hewan itu. Tanda mereka adalah seorang yang berkulit hitam, salah satu dari lengan atasnya seperti payudara perempuan atau semacam sepotong daging yang bergoyang-goyang. Mereka muncul saat terjadi perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin (pada saat perselisihan Ali dan Muawiyah)’.” (HR. Bukhari no. 6163 dan Muslim no. 1064).

Dalam riwayat lain dikatakan “Mereka memerangi kelmpok yang terbaik (dari dua kelompok)” Yakni kelompok Ali.

Pelajaran dari hadits:

Sifat Khawarij adalah sering menggembar-gemborkan tentang permasalahan pemerataan ekonomi. Atau menuntut permasalahan tersebut, karena menurut pandangan mereka penguasa tidak adil.

Termasuk sifat Khawarij adalah mengedepankan buruk sangka kepada pemimpin atau pemerintah. Terutama masalah ekonomi.
Penguasa memiliki otoritas penuh mengenai pembagian harta baitul mal.
Penguasa memiliki pandangan yang lebih luas tentang kebijakan yang mereka lakukan. Terkadang kebijakan tersebut tidak dipahami oleh rakyatnya, karena pandangan mereka tidak utuh terhadap masalah tersebut.

Sekali lagi, Nabi tidak menyalahkan pandangan sahabatnya bahwa orang yang menghina Rasulullah layak dihukum mati.

Nabi menggambarkan betapa Khawarij begitu terburu-buru dan begitu cepatnya mereka keluar dari batas-batas ajaran Islam. Imam al-Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Kelompok ini begitu cepat keluar dari Islam sampai-sampai tidak ada yang menempel satu pun bagian dari Islam pada mereka. Seperti cepatnya anak panah yang menembus sasaran hewan buruannya sampai lebih mendahulu keluarnya darah dari luka karena panah (Syarah Shahih Muslim, 3: 110).

Demikianlah metode nubuwah dalam mengenalkan Khawarij dan pemikirannya. Nabi lebih menitik-beratkan kepada pemikirannya bukan bentuk fisik mereka. Sehingga umatnya pun dapat dengan mudah menjauhi pemikiran dan sifat-sifat kelompok tercela itu.

Setelah membaca keterangan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hendaknya kita mengoreksi diri kita masing-masing, apakah karakter Khawarij itu melekat pada diri kita? Karakter dengan kadar pengaruh yang rendah semisal mengkritisi pemimpin atau pemerintah dengan cara yang tidak hikmah hingga karakter dengan kadar pengaruh yang tinggi sampai mengkafirkan dan membunuh muslim lainnya.

Semoga Allah melindungi kita dari sifat-sifat Khawarij ini.

NB: Pelajaran hadits diperoleh dari kitab Haqiqatu al-Khawarij fi asy-Syar’I wa ‘Abra Tarikh dan penjelasan Ustadz Aris Munandar hafizhahullah.

Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com

No comments:

Post a Comment