Saturday, 28 February 2015

3 GOLONGAN ULAMA DAN 4 JENIS MANUSIA

3 GOLONGAN ULAMA & 4 JENIS MANUSIA.
Apabila mereka di beritahukan tentang hukum Allah dan Rasul-Nya, dengan berat dan lamban mereka melaksanakannya seolah-olah di atas kepala mereka sedang di bebani sebuah batu besar( wal-iyyaadzubillah).

Ia akan mencari-cari seorang alim dan bertanya, dengan harapan ada dispensasi untuk tidak mengerjakan ibadah. Padahal para ulama mengatakan bahwa mencari-cari rukhsah atau dispensasi termasuk perbuatan fasik, wal'iyyaadzubillaah.

Bahkan sebagian para ulama mengatakan bahwa barang siapa yang mencari-cari dispensasi masuk dalam kategori orang zindiq. Oleh karena itu, apabila seseorang mendengar perintah Allah dan Rasul-Nya dari seseorang yang terpercaya keilmuan dan agamanya maka janganlah ragu untuk menerimanya.

Di maksudkan ilmu dan agamanya karena sebagian orang ada yang taat dan taqwa kepada Allah tidak berdasarkan ilmu. Namun setelah menghapalkan satu atau dua hadits, langsung berdiri di hadapan orang ramai seolah-olah seorang imam.

Harus hati-hati dengan fatwa orang seperti ini, karena akan muncul kekeliruan yang banyak pada fatwanya di karenakan ilmunya yang masih teramat sedikit.

Sebagian orang ada yang berpengetahuan luas. Akan tetapi hawa nafsunya lebih mendominasi dirinya( wal' iyaadzubillah). Berfatwa kepada orang lain sesuai dengan selera yang meminta fatwa walaupun Allah tidak meridhainya. Orang seperti ini di sebut seorang ulama ummat.

Ulama itu ada tiga golongan:

1. ULAMA AGAMA.
*Ulama agama adalah mereka yang menyebarkan agama Islam dan berfatwa tentang agama berdasarkan ilmu. Ia tidak peduli apakah fatwanya sesuai dengan selera manusia ataukah tidak.

2. ULAMA NEGARA.
*Ulama negara adalah mereka yang melihat apa yang di inginkan penguasa dan mengeluarkan fatwa sesuai dengan keinginan penguasa, walaupun harus mengotak -atik Al-Quran dan As-Sunnah.

3. ULAMA UMMAT.
*Ulama ummat adalah mereka yang melihat apa yang di inginkan masyarakat. Apabila melihat masyarakat menginginkan yang ini maka iapun akan berfatwa sesuai dengan selera masyarakat. Kemudian ia berusaha untuk mengartikan ayat atau hadits agar sesuai dengan keinginan masyarakat.

{Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan kita semua sebagai ulama agama}.

Yang penting janganlah ada orang yang tertipu dengan agama dan ketaatan seseorang. Tetapi bersabarlah sampai menemukan seseorang yang terpercaya keilmuan dan agamanya sehingga ia dapat mengambil fatwa agama darinya.

Seperti yang di katakan oleh salah seorang ulama salaf:

"Sesungguhnya yang di maksud ilmu di sini adalah ilmu agama. Oleh karena itu perhatikanlah dari siapa engkau mempelajari agamamu! "

Ilmu tersebut menjadi pedoman dan sebagai jalan menuju Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Syaikh Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan di dalam kitabnya,{ Al-Fatawa Al-Hamawiyah}, orang-orang dahulu sering berkata:

"Tidak ada yang merusak agama maupun dunia kecuali empat jenis manusia, yaitu:

1. TEOLOG YANG SETENGAH-SETENGAH.

2. AHLI FIQIH YANG SETENGAH-SETENGAH.

3. AHLI BAHASA YANG SETENGAH-SETENGAH. dan,

4. DOKTER YANG SETENGAH-SETENGAH. "

Penjelasan:

1. Seorang TEOLOG YANG SETENGAH-SETENGAH, akan menghancurkan agama dan keyakinan. Mereka berani berbicara walaupun ilmu kalamnya hanya sedikit dan belum menyentuh puncakn, sehingga merekapun menjadi takabur karenanya. Sebaliknya para teolog yang telah sampai ke puncaknya, mereka mengetahui inti permasalahan sehingga merekapun kembali kepada kebenaran.

2. Seorang AHLI FIQIH YANG SETENGAH-SETENGAH, akan merusak negara karena ia berani memutuskan sebuah hukum tanpa ilmu, sehingga negarapun hancur. (Ia memberikan hak si fulan kepada orang lain dan hak orang lain kepada si fulan).

3. Seorang AHLI BAHASA YANG SETENGAH-SETENGAH, akan merusak bahasa sebuah masyarakat, karena ia mengira dirinya telah menguasai tata bahasa Arab, tetapi ia salah ucap sehingga merusak sebuah bahasa.

Dan jenis manusia yang ke empat ini, yaitu seorang DOKTER YANG SETENGAH-SETENGAH, ia akan merusak tubuh seseorang karena tidak mengetahui ilmunya. Karena di mungkinkan ia meracik obat yang sebenarnya adalah racun atau ia tidak tepat memberikan obat sehingga si fasien meninggal dunia.

Walhasil, seseorang tidak boleh mengeluarkan fatwa kecuali jika ia memang menguasai ilmunya dan berkompeten dalam memberikan fatwa.

Apabila Allah Ta'ala menghendakinya menjadi imam bagi masyarakat, mengeluarkan fatwa dan memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus, maka ia akan menjadi seorang pemberi fatwa yang sesungguhnya.

Tetapi, jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak menghendaki demikian, maka keberaniannya mengeluarkan fatwa tidak akan bermanfaat apa-apa baginya.

Allah Ta'ala berfirman:

قل ما أ سلكم عليه من اجر و ما أ نا من المتكلفن •

(insya Allah, artinya):
"Katakanlah( hai Muhammad) : "Aku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku; dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mengada-adakan." {Qs. Shaad: 86}.

Haditsnya:

و عن مسرو ق قال:
دخان عل عبد الله بن مسعو د رضي الله عنه فقل:
ي ايحنس من الم شيا فليقل به و من لم يعلم فليقل:
الله اعلم فان من العلم ان تقو ل لم لا ةعام:
الله اعلم. قل الله تعال لنبيه صل الله وسلم:
{قل ما ا سا لكم ء ليه من اجر وما أ نا من المتكلفين}
(رواه البخري)

Insya Allah, artinya:

Dari Masruq ia berkata, kami pernah menemui Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu, pada saat itu ia berkata, "Wahai sekalian manusia, siapa yang mengetahui sesuatu, maka sampaikanlah, dan barang siapa yang tidak mengetahui, maka ucapkanlah, Allahu A'lam. Karena termasuk ilmu jika engkau tidak mengetahui kemudian engkau berkata Allahu A'lam." Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya, "Katakanlah (hai Muhammad) : "Aku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku; dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mengada-adakan."
{Shahih Al-Bukhari, hadits no. 4809 dan Shahih Musim, hadits no. 2798}.


Apa fungsi Ulama' disini Umara'.... Sebenarnya

1.jika ulama melihat ada unsur2 yang boleh merusakkan aqidah ummah dalam pentadbiran dan aktivitinya Umara'... Menjadi wajib keatas mereka menegur dan menegah perkara itu......Ada mereka buat selama ini.....?

2.jika ulama melihat dan mengetahui dgn jelas bahawa umara' tidak melaksanakan hukuman Allah swt sepenuhnya....menjadi kewajipan keatas mereka menegur dan menegah perkara itu...Ada mereka buat...?

3.jika ulama melihat dan mengetahui punca perpecahan ummah hari ini disebabkan fahaman kepartian politik masing2.. Menjadi wajib keatas mereka menegur dan menegah akan perkara itu....Adakah mereka buat....??

3 perkara ini amat pening disini Agama Islam bila Umara' sepatutnya meminta pandangan bernas Ulama berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah Rasullullah saw...ada mereka buat....??

3 perkara ini sedang berlaku dengan rakusnya merenggut keimanan ummah...mengguris A'qidahnya ummah...memecahbelahkan kekuatan ummah...dan adakah mereka bertindak menegur dan menegah perbuatan keji lagi mungkar ini.......

Dan dimana kedudukannya ulama kita hari ini disini umara' yg memerintah...
Adakah mereka sekadar pak turut dibelakang tabir semata2....?

Adakah ulama kita tidak lagi berani bersuara lantaran golongan Umara' telah mengongkong mereka secara keji dan Kotor.....?

Ataupun ulama kita hari ini lebih cenderung menjaga periuk nasi dahulu dari agamanya dan ummah....
Hanya mereka yg jujur sahaja berani bertindak kerana Allah swt dan Rasulnya....


Diposkan oleh blog kakaktua800/anti dap,pas dan anwar

No comments:

Post a Comment