8,040 people reached
MUSUH KITA YANG PALING BESAR BUKANLAH PEMIMPIN PENDUSTA, MUNGKAR DAN ZALIM, TETAPI ADALAH KEBODOHAN DAN KEJAHILAN MASYARAKAT.
MUSUH KITA YANG PALING BESAR BUKANLAH PEMIMPIN PENDUSTA, MUNGKAR DAN ZALIM, TETAPI ADALAH KEBODOHAN DAN KEJAHILAN MASYARAKAT.
AKIBAT MENYOKONG PEMIMPIN DUSTA, MUNGKAR DAN ZALIM.
Sanggupkah kamu gadaikan Agama, Isteri atau Suami kamu serta zuriat kamu, semata-mata kerana menyokong mereka????
Sanggupkah kamu gadaikan Agama, Isteri atau Suami kamu serta zuriat kamu, semata-mata kerana menyokong mereka????
BERTAUBATLAH SEBELUM TERLAMBAT.
Sebaik sahaja membaca Penerangan ini, Muhasabah, kaji, dan dapatkan panduan dari Alim Ulama dan Ilmuan Islam yang Arif dan Alim.Jangan biarkan kamu sedetik jatuh kufur..kerana ketika itu juga ikatan PERNIKAHAN kamu akan terlerai...Bertaubat kemudian pun tiada boleh mengubahnya.
Sebaik sahaja membaca Penerangan ini, Muhasabah, kaji, dan dapatkan panduan dari Alim Ulama dan Ilmuan Islam yang Arif dan Alim.Jangan biarkan kamu sedetik jatuh kufur..kerana ketika itu juga ikatan PERNIKAHAN kamu akan terlerai...Bertaubat kemudian pun tiada boleh mengubahnya.
1- ALLAH MELARANG KITA MENYOKONG PEMIMPIN YANG PENDUSTA ,MUNGKAR DAN ZALIM.
Allah Berfirman maksudnya:
Allah Berfirman maksudnya:
"Dan janganlah kemu cenderung kepada orang yang zalim yang akan menyebabkan kamu disentuh api neraka" (Surah Hud: 113).
Allah beri amaran jangan sesekali berpihak, cenderung kepada orang yang zalim. Cenderung menyokong kezaliman dilarang, apatah lagi memilih orang yang zalim sebagai pemimpin.
Allah beri amaran jangan sesekali berpihak, cenderung kepada orang yang zalim. Cenderung menyokong kezaliman dilarang, apatah lagi memilih orang yang zalim sebagai pemimpin.
Memilih dan memenangkan mereka yang zalim seolah-olah meredhai mereka yang zalim untuk terus mendapat kuasa memerintah.
2- KAMU JUGA PENDUSTA, MUNGKAR DAN PENZALIM JIKA MENYOKONG MEREKA.
Dari Kitab Al-Mu'jam Al-Kabi:
"Suatu ketika datang seorang lelaki bertanya kepada Sufiyan Al-Thauri, dia berkata: "Aku ini penjahit pakaian untuk seorang raja pemerintah yang zalim. Apakah aku tergoling dalam kalaagan penyokongnya?.
"Suatu ketika datang seorang lelaki bertanya kepada Sufiyan Al-Thauri, dia berkata: "Aku ini penjahit pakaian untuk seorang raja pemerintah yang zalim. Apakah aku tergoling dalam kalaagan penyokongnya?.
Dufiyan Al-Thauli menjawab:
"Engkau bukan daripada kalangan penyokong tetapi engkau adalah golongan penzalim itu sendiri. Golingan penyokong ialah orang yang menjual kepada engkau iaitu jarum dan benang untuk menjahit"
"Engkau bukan daripada kalangan penyokong tetapi engkau adalah golongan penzalim itu sendiri. Golingan penyokong ialah orang yang menjual kepada engkau iaitu jarum dan benang untuk menjahit"
Pemimpin yang zalim wajib diturunkan dengan kuasa undi yang ada. Jangan pandang rengan undi sokongan kamu kerana berat timbangannya diakhirat kelak. Kamu pasti akan ditanya oleh Allah. Kenapa kamu menolong dan menyokong kepada kezaliman?
3-HARAM MENTAATI PEMIMPIN PENDUSTA, MAKSIAT DAN ZALIM.
Haram Mentaati Pemerintah Yang Maksiat
Demikian juga telah ijmak ulama haram terhadap muslim mengikut perintah pemimpin yang membawa kepada maksiat. Ini berdasarkan ayat di atas (surah al-Nisaa: 59) yang mengqaidkan (mengikat) ketaatan kepada pemimpin itu dengan ketaatan kepada Allah s.w.t. Demikian juga sabda Rasulullah s.a.w:
إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
Maksudnya: “Ketaatan itu sesungguhnya hanya dalam perkara makruf” [Muttafaq ‘Alaih].
Dan sabda Nabi s.a.w:
السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
Maksudnya: “Dengar dan Taat itu wajib atas setiap muslim dalam perkara yang dia suka dan benci selama tidak disuruh melakukan maksiat maka apabila dia (pemimpin) menyuruh melakukan maksiat maka tidak boleh dia dengar dan tidak boleh dia taat” [Muttafaq ‘alaih].
Demikian juga telah ijmak ulama haram terhadap muslim mengikut perintah pemimpin yang membawa kepada maksiat. Ini berdasarkan ayat di atas (surah al-Nisaa: 59) yang mengqaidkan (mengikat) ketaatan kepada pemimpin itu dengan ketaatan kepada Allah s.w.t. Demikian juga sabda Rasulullah s.a.w:
إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
Maksudnya: “Ketaatan itu sesungguhnya hanya dalam perkara makruf” [Muttafaq ‘Alaih].
Dan sabda Nabi s.a.w:
السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
Maksudnya: “Dengar dan Taat itu wajib atas setiap muslim dalam perkara yang dia suka dan benci selama tidak disuruh melakukan maksiat maka apabila dia (pemimpin) menyuruh melakukan maksiat maka tidak boleh dia dengar dan tidak boleh dia taat” [Muttafaq ‘alaih].
4-APABILA NABI MUHAMMAD TIDAK MENGAKUI UMMAT BERMAKNA TERKELUARLAH KITA DARI AGAMA ISLAM.
Inilah hadis Baginda Nabi Muhhamad SAW yg bermaksud : Sesungguhnya selepasku ini akan adanya para pemimpin yang melakukan kezaliman dan pembohongan.
Sesiapa yang membenarkan pembohongan mereka dan menolongan kezaliman mereka maka dia bukan dariku dan aku bukan darinya dan dia tidak akan mendatangi telaga (di syurga) dan sesiapa yang tidak membenar pembohongan mereka dan tidak menolong kezaliman mereka, maka dia dari kalanganku dan akan dari kalangannya dan dia akan mendatangkan telaga di syurga.
(Kata al-Haitami: Hadith ini diriwayatkan oleh oleh Ahmad, al-Bazzar dan al-Tabarani di dalam al-Kabir dan al-Ausod . Para perawi salah satu sanad al-Bazzar dan Ahmad adalah para perawi Sahih al-Bukhari).
Dan firman Allah swt dalam surah hud ayat 113 yg bermaksud:
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang berlaku zalim maka (kalau kamu berlaku demikian), api neraka akan membakar kamu, sedang kamu tidak ada sebarang penolong pun yang lain dari Allah. Kemudian (dengan sebab kecenderungan kamu itu) kamu tidak akan mendapat pertolongan.
5-KESAN AKIBAT PERBUATAN SEORANG PEMIMPIN PENDUSTA, MAKSIAT DAN ZALIM....
Sekiranya ianya melibatkan PEMIMPIN, maka ianya akan memberikan kesan yang amat dahsyat kepada AGAMA, NEGARA dan UMMAH sehinggakan Nabi Muhammad SAW amat tegas untuk kita mmenghidari pemimpin seperti ini sehinggakan sanggup TIDAK MENGAKUI penyokong mereka sebagai ummatnya lagi.
Al-Kufru al-Akbar (Kafir Besar)
Al-Kufru al-akbar (kafir besar) adalah sesuatu yang bertentangan dengan pokok iman dan hakikatnya, yang menjadikan seseorang kekal di dalam neraka dan mengeluarkan seseorang dari Islam.
Al-Kufru al-akbar terbagi menjadi beberapa macam. Para ulama menyebutkan beberapa hal, di antaranya Ibnu Qayyim, dia berkata: "Kufur akbar terdiri dari lima macam, yaitu :
1. Kafir karena dusta
2. Kufur karena takabbur dan enggan percaya
3. Kufur karena berpaling
4. Kufur karena ragu
5. Kufur karena nifaq (munafiq)."
1. Kafir karena dusta
2. Kufur karena takabbur dan enggan percaya
3. Kufur karena berpaling
4. Kufur karena ragu
5. Kufur karena nifaq (munafiq)."
6-MALAPETAKA AWAL YANG PALING DAHSYAT KEPADA UMMAH.
MAKA TERBATALKAH PERNIKAHAN SESEORANG YANG MURTAD ATAU KELUAR DARI AGAMA ISLAM.
Apabila suami Anda murtad (kembali ke agama asal)atau telah terkeluar dari Agama Islam, maka pernikahan menjadi batal demi hukum yang dalam istilah fiqih disebut fasakh (arti literal, rusak). Ini adalah pendapat dari majoriti pakar syariah madzhab yang empat yaitu madzhab Syafi'i, Hanafi, Hanbali.[1] Itu artinya, tidak ada hubungan perkawinan lagi antara Anda dan suami Anda. Dan hubungan intim setelah itu dianggap zina.
Sedangkan menurut madzhab Maliki, suami murtad akan berakibat isteri tertalak tiga secara otomatis.
Beza antara talak dan fasakh adalah fasakh berakibat putusnya nikah sama sekali. Dan tidak ada masa iddah bagi isteri. Sedangkan talak berarti putusnya perkawinan dengan adanya masa iddah bagi isteri.
CATATAN DAN RUJUKAN
[1] - Imam Nawawi dari madzhab Syafi'i menyatakan dalam kitab Al-Minhaj
Artinya: Apabila nikah batal (fasakh) karena sebab murtad setelah terjadinya hubungan intim maka istri berhak mendapat mahar atau maskawin (kalau mahar belum dibayar). Perpisahan suami-istri karena murtad disebut fasakh.
Artinya: Apabila nikah batal (fasakh) karena sebab murtad setelah terjadinya hubungan intim maka istri berhak mendapat mahar atau maskawin (kalau mahar belum dibayar). Perpisahan suami-istri karena murtad disebut fasakh.
- Al-Ibadi dari madzhab Hanafi mengatakan dalam kitab Mukhtashar Al-Qaduri
Artinya: Apabila salah satu suami-istri murtad dari Islam maka terjadikan perpisahan (firqah) yang bukan talak. Menurut Abu Yusuf, apabila yang murtad itu suami maka disebut talak.
Artinya: Apabila salah satu suami-istri murtad dari Islam maka terjadikan perpisahan (firqah) yang bukan talak. Menurut Abu Yusuf, apabila yang murtad itu suami maka disebut talak.
- Dalam kitab Daurul Hukkam madzhab Hanafi juga dikatakan
Artinya: Murtadnya salah satu suami-istri membatalkan nikah secara otomatis tanpa perlu keputusan hukum pengadilan.
Artinya: Murtadnya salah satu suami-istri membatalkan nikah secara otomatis tanpa perlu keputusan hukum pengadilan.
- Ibnu Qudamah dari madzhab Hanbali menyatakan dalam kitab Al-Muqni'
Artinya: Apabila salah satu suami-istri murtad (keluar dari Islam) sebelum dukhul (hubungan intim) maka nikahnya batal (fasakh) dan istri tidak berhak atas mahar apabila istri yang murtad apabila suami yang murtad maka isteri berhak mendapat separuh mahar. Apabila murtadnya setelah hubungan intim maka apakah pisahnya langsung atau menunggu selesainya masa iddah? Ada dua pendapat.
Artinya: Apabila salah satu suami-istri murtad (keluar dari Islam) sebelum dukhul (hubungan intim) maka nikahnya batal (fasakh) dan istri tidak berhak atas mahar apabila istri yang murtad apabila suami yang murtad maka isteri berhak mendapat separuh mahar. Apabila murtadnya setelah hubungan intim maka apakah pisahnya langsung atau menunggu selesainya masa iddah? Ada dua pendapat.
Wallahuaklam.
Mohonlah pertunjuk dari Allah dan harap jauhikan kita dari Syaitan Yang Direjam.
Mohonlah pertunjuk dari Allah dan harap jauhikan kita dari Syaitan Yang Direjam.
ABC